Kamis, 07 April 2016

Laki-laki Tiga Detik


Di balik kaca itu aku melihat wajahmu. Segar seperti embun di pagi hari. Rekahan senyumanmu seperti bunga mawar itu. Menggodaku untuk memetiknya.

Kita kerap bertemu di jalan yang sama, jam yang sama, dan suasana yang sama. Berkali-kali aku berdiri di sebelahmu. Berkali-kali aku tersenyum manis saat itu. Berulang kali aku melakukan hal yang sama.

Aku harap kata ‘hai’ mampu terucap di bibirku atau bibirmu, namun entah mengapa itu adalah kata-kata yang cukup sulit dan berat. Aku hanya mampu memandangmu dalam waktu tiga detik, tidak bias lebih. Namun tigak detik itu memberikan aku kekuatan yang luar biasa. Memberikan aku payung semangat di pagi yang sejuk, siang hari yang terik, dan malam yang kelam.


Dan untuk pertama kalinya aku ucapkan kata ‘hai’ kepadamu setelah satu tahun ini. Di atas gundukan tanah yang masih segar, dan tiga detik itu hanya akan menjadi kenangan. Aku akan tetap menyimpannya, pandangan tiga detikku di dalam mataku. Selamat tinggal Louis, Laki-laki Tiga Detikku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar